Padi Gogo, Alternatif Menyulap Lahan Kering Bojonegoro Tumbuh Beras

VARIETAS BARU: Tanaman padi gogo di ladang di Kabupaten Pati. Lahan kering dari kawasan hutan jati disulap jadi tanaman padi. Dekan Pertanian IPB University menyarankan padi gogo bisa ditanam di Bojonegoro. Foto: Prof Suryo untuk Bojonegoro Raya.

Oleh: Khorij Zaenal Assrori
Jurnalis Bojonegoro Raya
______________________

TETIBA Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr ini mengirimkan video singkat. Video sekitar 1 menit menggambarkan areal tanaman padi varietas gogo memasuki masa panen. Waw. Di saat musim kemarau berlangsung

Ladang padi tersebut berada di lahan kering di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dalam video menyebutkan varietas padi gogo ini sudah ambyak. Ditanam akhir Juni lalu. Dalam waktu dekat, menguning. Segera panen.

Mustahal. Eh, mustahil. Sebuah ladang kering. Berada di kawasan hutan jati. Perhutanan sosial. Disulap menjadi areal tanaman padi. Tumbuh. Trubus. Bersemi. Dan, menanti panen.

Varietas padi gogo ini dikembangkan oleh tim Institut Pertanian Bogor (IPB) University. Varietas ini berdasar riset. Ragam penelitian. Literatur ilmiah. Varietas ini ditandai dengan kode IPB 9G.

Prof. Dr. Ir. Suryo Wiyono, M.Sc.Agr merupakan dekan fakultas pertanian IPB University. Profesor kelahiran Desa Tinawun, Kecamatan Malo, Bojonegoro. Putra daerah Jonegaran.

Hebat. Ada orang Jonegaran menjadi dekan fakultas pertanian di IPB University. Lulusan SMP di Padangan. Alumnus SMA Cepu. Rumahnya juga menyeberang Bengawan Solo. Orangnya sederhana. Ulet.

Kami kenal dan saling diskusi via WhatsApp (WA). Pertemuan intens saat Prof Suryo ini menjadi narasumber di Jagongan Petani Milenial di Kebun Belimbing, Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.

Senin (6/10/23) siang berkesempatan menelpon Prof Suryo. Sekitar 9 menit. Mendadak. Waktunya singkat. Beliau harus mengisi kuliah.

Nah, profesor lulusan S-2 dan S-3 University Goettingen Jerman, itu menceritakan pendampingan tanaman padi gogo di Kabupaten Pati. Serius. Demi menyulap lahan kering menjadi produktif.

PUTRA DAERAH: Profesor Suryo, Dekan Fakultas Pertanian IPB University kelahiran Desa Tinawun, Kecamatan Malo, Bojonegoro. Serius mendampingi petani menanam padi gogo. Varietas baru yang tahan tumbuh di ladang-ladang kering. Foto: Bojonegoro Raya.

Petani di Pati Sudah Mencoba, Berhasil dan Panen

Ada salah satu petani di Pati, mendatanginya di Bogor. Kerap kali. Petani tersebut ingin mendapat pendampingan dan mencoba menanam varietas padi gogo. Trial. Menanam 5 hektare.

Baca Juga :  Jadwal Revalidasi Hari Kedua, Kunjungi Kedung Lantung Hingga Negeri Atas Angin

Akhirnya, mencoba tanam padi gogo di ladang dari perhutanan sosial. Sudah menanam di musim tanam (MT) pertama. Evaluasi. Berlanjut menanam MT kedua dan berhasil panen. Tersenyum.

Coba lagi. Berlanjut MT ketiga. Dengan optimisme, menanam padi gogo MT ketiga. Waw, hasilnya memuaskan. Segera panen. Padinya sudah berbulir besar.

Sang petani itu pun diundang Bupati Pati. Apresiasi. Diminta cerita kesuksesan bertanam padi gogo di ladang kering.

Varietas padi gogo ini bisa menjadi alternatif untuk ditanam di wilayah Bojonegoro. Secara tekstur alam, Pati dan Bojonegoro ini memiliki kesamaan. Memiliki topografi dan kondisi tanah yang menyerupai.

Cuaca panas. Lahan tadah hujan. Banyak hutan jati. Hingga, kawasan yang rentan kekeringan. Persis. Tidak jauh beda. Datarannya sama.

Hanya, Bojonegoro memiliki ladang kering membentang. Kabupaten lumbung energi dengan industri minyak dan gas (migas).

Prof Suryo menyarankan silakan berkunjung ke tanaman padi gogo di Pati. Visit. Bertamu. Melihat tanaman padi. Jarak Bojonegoro-Pati, bisa jadi hanya ditempuh 2,5 jam.

Varietas Padi Gogo Cocok Ditanam di Bojonegoro

Prof Suryo teringat atas tanah kelahirannya Bojonegoro. Varietas padi gogo dari IPB University berpotensi cocok diterapkan di ladang-ladang pertanian Kabupaten Bojonegoro.

Varietas unggul baru ini mampu “bertahan” di ladang-ladang kering. Terlebih ladang-ladang dari perhutanan sosial. Padi gogo ramah. Dan, tumbuh di lahan-lahan hutan. Bisa tanam sampai panen.

Hanya, butuh keberanian dan percaya diri bertanam padi gogo ini. Profesor lulusan SD Tinawun ini hanya menyaratkan butuh petani ulet. Tangguh. Pynya semangat juang.

Berlanjut pendampingan intensif. Bertanam padi gogo ini juga ada teknologi pertanian yang diterapkan. Kejelian. Butuh keuletan.

‘’Ada dua teknologi IPB 9G ini. Yakni, mikroba yang toleran untuk kekeringan. Mikroba ini menghasilkan lendir. Berupa eksopolisakarida atau EPS. Mengikat air saat kering. Tentu, mikroba ini ketika tidak kering, ya tidak berfungsi,’’ tutur profesor menggeluti ilmu mikroba tersebut.

Baca Juga :  Sinergi dalam Berbagi, Pemkab Bojonegoro dan SKK Migas Santuni Anak Yatim--Duafa

Lantas, bagaimana pemakaian pupuk? Suryo mengatakan, pertanian padi gogo ini memakai dua pupuk. Yakni, organik dan anorganik.

Hanya, produktivitas padi gogo ini rerata dalam satu hektare menghasilkan gabah 4-5 ton. Berbeda dengan produksi padi umumnya. Tentu, para petani awang-awangen. Di sinilah butuh petani ulet. Daya tempur. Berani berlumpur.

Tetapi, varietas ini mampu bertahan dan tumbuh di ladang-ladang kering. Tetap butuh air. Perlu pasokan air.

Garis besarnya, varietas padi gogo ini biaya rendah. Produktif. Dan Ramah lingkungan.

Obsesi Produksi Padi Melesat Menyaingi Ngawi

Sehari sebelumnya, saya mengikuti Bincang Pertanian oleh Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bojonegoro. Ada narasumber Administratur Perhutani KPH Bojonegoro Slamet Juwanto.

Di forum tersebut, Slamet Juwanto mengatakan Bojonegoro memiliki potensi besar lahan pertanian. Dari luas Bojonegoro 230.706 hektare, 40 persen merupakan kawasan hutan. Memiliki arti penting ketahanan pangan.

Perhutani bersedia berdiskusi. Membuka ruang perhutanan sosial. Saat ini kawasan hutan mulai tumbuh aneka buah. Nah, bisa jadi ke depan, ladang-ladang kering bisa menjadi tanaman padi.

Pemkab Bojonegoro berusaha agar produktivitas padi bisa melesat. Bojonegoro masih urutan ketiga di Jatim. Di bawah Ngawi dan Lamongan. Kabupaten tetangga. Sama-sama mendapat anugerah air Bengawan. Padi gogo bisa jadi alternatif menambah produktivitas padi.

Gogo, ini mungkin kebetulan. Ada koneksi. Bisa jadi pelesatan akronim dari Bogor-Bojonegoro. Meski di Bojonegoro tidak punya IPB, tetapi Bojonegoro Bogor bisa jadi sama-sama memiliki varietas padi gogo. Go-go-go. (*)

error: Content is protected !!